Tribun Medan - Senin, 29 Oktober 2012 11:36 WIB
TRIBUN-MEDAN,com, MEDAN
- Komitmen menyelamatkan bumi tidak cukup hanya melalui jargon dan gerakan-gerakan simbolis yang sekadar mengusung tema selamatkan bumi atau gerakan hijau. Perlu sebuah praktek nyata konsep hemat energi yang berdampak langsung pada aspek kehidupan. Di tengah krisis energi yang dihadapi warga dunia, muncul jalan keluar berupa aplikasi untuk mengurangi konsumsi terhadap energi yang tidak terbarukan.Di antaranya yang mulai diadopsi masyrakat dunia adalah panel surya dan lampu tenaga surya . Khususnya negara barat, mulai dari bangunan rumah hingga perkantoran kini memanfaatkan lampu tenaga surya. Bagaimana dengan Indonesia? Negeri yang setiap tahun selalu mendapat berkat bermandikan cahaya matahari? Sudah sejauh mana kita, masyarakat mengaplikasikan atau bahkan mungkin mengenal lampu tenaga surya atau panel surya?
Dosen Teknik Energi Institut Sains dan Teknologi TD Pardede (ISTP) Medan, Dipl.Ip-Ing, Samar menjelaskan lampu tenaga surya adalah sebuah lampu yang menggunakan tenaga matahari dan terdiri dari lampu LED, sebuah panel surya fotovoltaik, dan sebuah baterai isi ulang. Sementara itu, panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya menjadi listrik.
"Saat siang hari lampu tenaga surya mengisi ulang baterainya yang akan digunakan pada malam hari. Pada saat menjelang malam lampu ini akan secara otomatis menyala dan ada beberapa menyala secara manual. Batas waktu menyala sekitar 8 - 10 jam, tergantung berapa banyak sinar matahari yang diperoleh saat siang hari,"kata Samar. Lampu tenaga surya memang tidak terlalu terang dibandingkan lampu yang menggunakan tenaga listrik. Lampu ini relatif murah,mudah dipasang dan hemat energi.
Pertamina, perusahaan energi, juga tak menutup mata dengan memanfaatkan ketersediaan ini,mengambil langkah awal dengan memasang lampu solar sel dalam aktivitas perkantoran sehari-hari. Sonny Mirath, Assistant Customer Relations PT Pertamina (Persero) Marketing & Trading Sumabagut saat ditemui Tribun mengatakan Pertamina menjadi pionir penggunaan lampu tenaga surya.
"Bukan untuk show off, penggunakan panel surya menjadi misi kita untuk memanfaatkan energi terbarukan dalam akttivitas bisnis,"ujarnya. Pertamina mengoperasikan 22 lampu tenaga surya di sekeliling kantor pemasaran, Jl Putri Hijau, enam buah di dalam kantor dan di depot Medan Labuhan dan sepuluh buah di depot LPG.
Memang diakui Sonny, kelengkapan lampu tenaga surya yang digunakan harganya yang masih relatif mahal khususnya jika dibandingkan untuk konsumsi rumah tangga pada umumnya . Pertamina pun mengusahakan panel surya dan lampu tenaga surya ini melalui proses pengadaan dan prosedur audit sebab harganya yang tidak murah. "Kita mengusahakan panel surya dan lampu tenaga surya untuk mengenalkan kepada masyrakat bahwa kita juga mengedepankan produk hemat energi. Bukan hanya pada masyraka, tetapi juga kepada ruang lingkup karyawan kita,'"kata Sonny.
Sementara itu, komitmen yang lebih besar lagi, ditunjukkan Pertamina dengan Pertamina (Persero) dan PT Len Industri (Persero) yang bekerja sama membangun pabrik panel surya dengan teknologi photovoltaic sebagai energi masa depan. Nota kesepahaman yang dilakukan oleh dua BUMN ini nantinya akan meningkatkan kontribusi energi terbarukan.Pertamina menjalankan unit bisnisnya dengan menggunakan lampu tenaga surya adalah langkah hemat energi. Yang secara signifikan berdampak pula pada penghematan ekonomi dalam bisnisnya. Langkah ini pun seharusnya mulai diterapkan oleh pemerintah untuk memaksimalkan peekonomian daerah yang belum mendapatkan listrik secara merata. Jaya Arjuna, akademisi dan pengamat lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU menilai keputusan kerjasama untuk menghasilkan solar photovoltaic merupakan solusi yang tepat guna membangun perekonomian masyarakat.
" Yang pertama jelas membuka lapangan pekerjaa, membuat masysrakat daerah tersebut mandiri dan mendatangkan pendapatan daerah. Dan, jelas pemerintah bisa menjangkau masyrakat yang tersebar di pulau-pulau Indonesia yang tidak terhubung dengan jaringan listrik dan kondisi alam yang menyulitkan pengiriman bahan bakar genset. Kedua, jika ini terealisasi maka lebih mudah memasyaratkan aplikasi energi hijau yang terbarukan dengan kehadiran produksinya," katanya.
Jaya pun menilai ini merupakan investasi jangka panjang yang menjanjikan. ntuk wilayah tertentu dengan kondisi kelistrikan yang belum terpenuhi secara maksimal atau belum memiliki jaringan listrik sama sekali, maka listrik tenaga surya menjadi pilihan karena pada akhirnya bahan bakar pada saat pengoperasian, sehingga lebih murah bila dibandingkan dengan biaya pembelian dan transportasi pembelian BBM. "Tinggal bagaimana keseriusan pemerintah menggarap ini semua. Dari sisi ekonomi, bisnis dan lingkungan, semuanya telah terintegrasi,"ujarnya. (mom)
Anda sedang membaca artikel tentang
Pemanfaatan Energi Surya dalam Bisnis Pertamina dan Perekonomian Masyarakat
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2012/10/pemanfaatan-energi-surya-dalam-bisnis.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pemanfaatan Energi Surya dalam Bisnis Pertamina dan Perekonomian Masyarakat
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pemanfaatan Energi Surya dalam Bisnis Pertamina dan Perekonomian Masyarakat
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar