Tribun Medan - Rabu, 5 Desember 2012 10:32 WIB
Tahun lalu, taman nasional itu kehilangan 80 gajah dan 25 banteng selama periode yang sama akibat temperatur yang tinggi dan kekurangan air, kata pihak berwenang.
Manager Regional Dinas Managemen Margasatwa dan Taman yang bertugas di Wilayah Barat Felix Chimeramombe mengatakan jumlah tersebut mencerminkan peningkatan dibandingkan dengan masa yang sama tahun sebelumnya.
Ia mengatakan organisasinya telah menyaksikan keterlibatan para pemangku kepentingan untuk membantu menyelesaikan masalah kekurangan air itu dan memulai penggalian sumur untuk memperoleh air dalam upaya untuk mengurangi masalah serta meningkatkan kemampuan daya serap pada masa depan.
"Kami bisa memiliki jumlah lebih dari itu tapi Hwange daerah yang luas dan sulit untuk mencakup seluruh daerah dalam hal penghitungan angka kematian yang telah kami hadapi tahun ini," kata Chimeramombe.
Ia menyatakan sebanyak 25 banteng dan lima zebra juga terjebak di lumpur dan mati di Kamp Matetsi, ketika hewan tersebut berusaha memperoleh air.
Seekor gajah dapat minum sampai 100 liter air sekali datang ke suatu lokasi air dan dapat menghabiskan 250 liter air per hari selama musim kering.
Taman Nasional Hwange pada masa lalu juga pernah menghadapi arus kedatangan gajah dari Botswana, sebuah perkembangan yang juga telah menambah tekanan atas sumber daya yang terbatas dan harus memberi makan sebanyak 50.000 gajah serta spesies satwa lain.
Anda sedang membaca artikel tentang
190 Gajah Mati karena Kekeringan di Zimbabwe
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2012/12/190-gajah-mati-karena-kekeringan-di.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
190 Gajah Mati karena Kekeringan di Zimbabwe
namun jangan lupa untuk meletakkan link
190 Gajah Mati karena Kekeringan di Zimbabwe
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar