Tribun Medan - Minggu, 30 Desember 2012 11:11 WIB
"Mereka menyembunyikan DPO (Daftar Pencarian Orang) dari kelompok Santoso dan ikut pelatihan (teror)," ujar Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Suhardi Alius saat dihubungi, Minggu (30/12/2012).
Santoso adalah buronan teroris Poso yang paling dicari kepolisian saat ini. Ia diduga terlibat aksi penembakan tiga anggota polisi di Kantor BCA Palu pada 25 Mei 2011 lalu. Selain itu, Santoso juga diduga berada di balik aksi teror yang belakangan terjadi di Poso.
Sepanjang tahun 2012, enam polisi tewas di Poso akibat serangan teror. Pertama dua Polisi ditemukan tewas di Dusun Tamanjeka yang terletak di dekat pelatihan teror Oktober lalu. Kemudian penembakan anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah yang tengah melakukan patroli di kawasan Tambarana, Kalora, Poso, Kamis (20/12/2012). Empat polisi tewas dan satu lainnya dirawat intensif di rumah sakit.
Aksi teror di Poso juga terjadi pada hari Perayaan Natal Selasa (25/12/2012). Bom rakitan ditemukan di Pos Terpadu Polisi yang terletak di Pasar Sentral Poso, pukul 06.15 WITA. Bom tersebut ternyata bom waktu yang telah diatur meledak pada pukul 08.00. Namun, Tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana mengagalkan peledakan bom tersebut.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar menambahkan, kedua terduga teroris yang ditangkap kemarin juga ikut memfasilitasi semua peserta pelatihan militer dan dukungan logistik pada serangkaian aksi teror tersebut.
Anda sedang membaca artikel tentang
Dua Terduga Teroris Poso Sembunyikan DPO Jaringan Santoso
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2012/12/dua-terduga-teroris-poso-sembunyikan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Dua Terduga Teroris Poso Sembunyikan DPO Jaringan Santoso
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Dua Terduga Teroris Poso Sembunyikan DPO Jaringan Santoso
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar