Etika Meminta Ijin Sakit

Written By Unknown on Kamis, 06 Desember 2012 | 11.53

Tribun Medan - Kamis, 6 Desember 2012 11:40 WIB

TRIBUN-MEDAN.com, Awalnya Anda mulai merasakan masuk angin, bersin, hidung berair, lalu tenggorokan gatal. Malamnya badan terasa meriang dan Anda pun merasakan demam. Sementara tubuh Anda mungkin memohon untuk tinggal di rumah, tapi rekan kerja, tumpukan pekerjaan di meja (dan mungkin juga atasan Anda) membuatnya seolah tak mungkin untuk istirahat di rumah.

Jadi, apa yang sebaiknya Anda lakukan? Apakah Anda harus meminum obat flu yang ada dan berusaha keras melawan kantuk saat bekerja. Meminta ijin istirahat bisa jadi perkara yang rumit, terutama ketika pekerjaan sedang menumpuk.  

Beritahu rekan kerja
Ketika Anda mulai merasa sakit dan tak enak badan, Anda tahu itu, tetapi kolega Anda mungkin tidak akan menyadarinya. Mungkin saja mereka justru terkejut ketika Anda tidak masuk kerja. Ada baiknya, Anda memberitahukan rekan kerja jika merasa tak enak badan. Ini adalah cara yang bagus untuk menguji reaksi mereka. Lihat bagaimana tim Anda merespon, apakah mereka menaruh simpati atau justru ketakutan?

Ketakutan bisa dipicu oleh deadline di depan mata dan harus menghadapi kenyataan kehilangan satu rekan untuk menyelesaikannya tepat waktu. Reaksi mereka bukan ukuran pertimbangan Anda untuk tetap masuk kerja. Namun pemberitahuan awal ini akan membantu rekan-rekan Anda melakukan antisipasi yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas tanpa kehadiran Anda. Perlu diingat, tak ada yang suka memiliki rekan kerja  yang selalu sakit atau terlalu paranoid jatuh sakit. Tidak ada yang suka mendengar seseorang mengeluh sepanjang waktu. Akibatnya saat Anda benar-benar sakit tak ada yang akan percaya.

Membuat segalanya lebih mudah
Meskipun Anda tidak bisa mengontrol reaksi rekan kerja, namun Anda tetap dapat mengontrol kondisi kerja yang tak menyusahkan orang lain tanpa kehadiran Anda. Tentu saja, sakit jarang terjadi dan bukan hal yang direncanakan. Sebaiknya saat itu terjadi Anda membuat semua orang mudah. Pastikan semua nomor kontak yang perlu dihubungi tim bisa bebas diakses. Misal, taruh folder kartu nama di meja kerja. Kalau ada pekerjaan yang perlu diambil alih sementara oleh rekan Anda, jangan lupa tinggalkan catatan, laporan, nomor kontak atau hal-hal yang perlu diketahui dan diantisipasi rekan Anda. Dengan begitu, mempermudah rekan kerja yang terpaksa kelimpahan beban kerjaan.

Fokus untuk sembuh
Bekerja saat sakit itu buruk untuk kesehatan Anda sendiri, produktivitas serta saat harus sosialisasi dengan klien atau kolega. Jadi demi sebuah produktivas dan kinerja yang baik, Anda sebaiknya beristirahat di rumah saat sakit. Namun fokuskan pada pemulihan diri, seperti mengunjungi dokter, makan sehat dan istirahat yang cukup. Hal terbaik yang dapat Anda lakukan bagi tim Anda adalah kembali ke kantor dalam keadaan bugar dan kembali bekerja dengan potensi maksimal.


Anda sedang membaca artikel tentang

Etika Meminta Ijin Sakit

Dengan url

http://medanngepos.blogspot.com/2012/12/etika-meminta-ijin-sakit.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Etika Meminta Ijin Sakit

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Etika Meminta Ijin Sakit

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger