Tribun Medan - Kamis, 13 Desember 2012 11:33 WIB
Gangguan nafas saat tidur atau sleep apnea memerupakan salah satu penyebab berbagai penyakit jantung dan pembuluh darah. Di antara suara dengkur, saluran nafas penderita sleep apnea bisa tertutup berulang kali hingga tak ada udara yang bisa masuk atau keluar sistem tubuh. Akibatnya, oksigen dalam tubuh turun dan naik secara periodik.
Penurunan kadar oksigen dan peningkatan aktivitas simpatis memicu reaksi berantai yang berujung pada penurunan kesehatan jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah yang meninggi merupakan akibat sleep apnea yang paling sering ditemukan. Ya, mendengkur berakibat buruk bagi kesehatan seseorang.
Sementara diabetes telah lama diketahui mempunyai risiko tinggi untuk menderita penyakit-penyakit jantung dan pembuluh darah. Diabetes sendiri kini didapati berhubungan langsung dengan ngorok dan sleep apnea. Penelitian ini ingin membandingkan efek buruk mendengkur dan diabetes, terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Penelitian
Para peneliti dari the Carol Davila University and Pharmacy, Bucharest, Rumania membandingkan kondisi pembuluh darah arteri pasien yang mendengkur dan terdiagnosa sleep apnea, dengan penderita diabetes. Para ahli mengumpulkan 20 orang penderita sleep apnea tanpa diabetes, 20 orang penderita diabetes dan 20 orang sehat sebagai pembanding atau kontrol.
Pengukuran lapisan intima media pada arteri karotis dilakukan dengan ultrasound. Lapisan intima dan media diukur ketebalannya, dimana semakin tebal lapisan ini berarti semakin tinggi risiko pasien terganggu kesehatan jantung-pembuluh darah dan stroke.
Hasilnya ketebalan intima media penderita sleep apnea dan diabetes memiliki kemiripan. Penderita sleep apnea 0,94 mm, penderita diabetes 0,89 mm, sedangkan yang sehat hanya 0,64 mm. Disamping itu, arteri penderita sleep apnea dan diabetes juga didapati lebih kaku dibanding orang sehat. Ini menunjukkan ada penurunan fungsi arteri yang sama pada penderita sleep apnea dan diabetes.
Fungsi endothelial juga didapati sama buruknya pada penderita sleep apnea dan diabetes. Pengukuran fungsi endothelial dilakukan untuk melihat kemampuan/kelenturan pembuluh darah melebar dan menyempit. Semakin lentur/kenyal, tentu semakin baik. Pada penderita sleep apnea, aliran dilatasi (melebar) amat terbatas, hanya 7,7 persen. Sementara penderita diabetes hasilnya mirip, yaitu 8,4 persen. Bandingkan dengan yang sehat, 19 persen.
Pasien dengan sleep apnea sedang dan parah memiliki arteri yang lebih kaku dibanding kontrol. Demikian juga dengan penderita diabetes. Dapat disimpulkan bahwa mendengkur dengan sleep apnea dan diabetes sama-sama memiliki rIsiko yang tinggi untuk menderita penyakit kardiovaskular.
Penelitian ini menunjukan bahwa tidur ngorok tak bisa disepelekan. Mendengkur memiliki risiko menderita penyakit jantung-pembuluh darah yang sama dengan diabetes. Perawatan sleep apnea amat penting bagi kesehatan.
Jadi, jika Anda temukan sahabat atau kerabat yang mendengkur, jangan cuma ditertawakan. Peringatkan, Anda dapat menyelamatkan nyawanya!
Anda sedang membaca artikel tentang
Mendengkur, Efeknya Bisa Sama Seperti Diabetes
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2012/12/mendengkur-efeknya-bisa-sama-seperti.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Mendengkur, Efeknya Bisa Sama Seperti Diabetes
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Mendengkur, Efeknya Bisa Sama Seperti Diabetes
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar