Tribun Medan - Selasa, 19 Maret 2013 10:40 WIB
Tanda adanya incest dan inbreeding dapat dilihat pada kelainan fosil tengkorak. Fosil yang dikenal dengan Xujiayao 11 itu memiliki kelainan disebut enlarge parietal foramen (EPF) atau lubang kecil pada tengkorak.
Kelainan tersebut terjadi karena mutasi pada gen ALX4 pada kromosom 11 and MSX2 pada kromosom 5. Mutasi ini mencegah penutupan tulang tengkorak yang terjadi pada lima bulan pertama umur janin. pada manusia modern, kelainan terjadi dalam satu diantara 25.000 kelahiran.
Kelainan memang bisa terjadi karena defisit kognitif. Namun, kemungkinan ini terjadi pada manusia purba sangat kecil. Jadi, faktor yang lebih memengaruhinya adalah adanya incest dan inbreeding pada populasi manusia saat itu.
"Adanya kelainan pada fosil Xujiayao dan manusia Pleistocene lain menunjukan adanya dinamika populasi yang tak biasa, kemungkinan besar akibat adanya inbreeding dan ketidakstabilan populasi," kata Erik Trinkaus, profesor antropologi di Washington University.
Meski demikian, tak berarti bahwa kelainan itu umum trjadi. Diberitakan Science Daily, Senin (18/3/2013), kelainan tersebut sebenarnya jarang ditemui pada manusia Pleistocene, dari masa awal Homo erectus hingga akhir masa Paleolithic.
Anda sedang membaca artikel tentang
Jejak Incest pada Zaman Purba Ditemukan di China
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2013/03/jejak-incest-pada-zaman-purba-ditemukan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Jejak Incest pada Zaman Purba Ditemukan di China
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Jejak Incest pada Zaman Purba Ditemukan di China
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar