Tribun Medan - Senin, 22 April 2013 11:37 WIB
"Kami akan minta audit BPK dan BPKP untuk diteliti jangan sampai kalau diteruskan ada yang salah. Kalau diteruskan juga, kami harus lihat anggarannya dari mana," kata Basuki, di Balaikota, Jakarta, Senin (22/4/2013).
Basuki mengungkapkan, audit itu untuk mengetahui indikasi wanprestasi dalam proyek tersebut. Jika diteruskan, ia mengatakan, akan melakukan tender ulang atau mekanisme lainnya.
"Kenapa proyek ini tidak selesai pada masa anggaran tahun lalu? Kalau diteruskan tapi ternyata menyalahi aturan, siapa yang mau tanggung jawab? Kasihan Pak Gubernur. Untuk itu, sekarang harus dihentikan pengerjaannya sambil melihat hasil auditnya," kata Basuki.
Menurut Basuki, dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2013, Pemprov DKI tak memasukkan anggaran untuk pendanaan kelanjutan pembangunan jalan layang tersebut. Hasil audit BPK dan BPKP akan digunakan untuk mengambil keputusan, apakah proyek ini dapat dilanjutkan atau tidak.
Berbeda dengan Basuki, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Sarwo Handayani mengatakan, proyek itu telah dianggarkan dalam APBD DKI 2013.
"Enggak mungkin enggak dianggarkan, pasti dianggarkan dong proyek itu. Tapi, nanti coba saya cek lagi," kata Sarwo.
Awalnya, pembangunan jalan layang tersebut ditargetkan selesai akhir tahun 2012. Namun, penyelesaiannya molor. Menurut informasi, pengerjaan proyek molor atau bahkan mandek karena Basuki memangkas anggaran untuk proyek tersebut.
Ada tiga paket dalam pengerjaan JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang, yaitu paket Casablanca, paket Prof. Dr. Satrio, dan paket Mas Mansyur. Di antara ketiga paket itu, masih ada satu paket yang masih dalam pengerjaan, yaitu paket Mas Mansyur. JLNT ini direncanakan akan selesai pada pertengahan tahun ini.
Berdasarkan desain awal, JLNT ini memiliki dua pilar di kiri kanan Jalan Prof Dr Satrio, namun karena ada pipa air baku, desain berubah dari dua jalur arah timur dan barat disatukan, di sisi kanan Jalan Satrio. Hal itulah yang membuat pembangunan di daerah persimpangan Jalan Sudirman itu lebih lambat dibandingkan area pekerjaan lainnya. Sementara itu, di Jalan Prof Dr Satrio, sudah tidak ada pekerjaan apapun. Anggaran proyek JLNT ini menghabiskan sekitar Rp840 miliar.
Anda sedang membaca artikel tentang
Proyek Jalan Layang Non-Tol Kampung Melayu - Tanah Abang akan Distop?
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2013/04/proyek-jalan-layang-non-tol-kampung.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Proyek Jalan Layang Non-Tol Kampung Melayu - Tanah Abang akan Distop?
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Proyek Jalan Layang Non-Tol Kampung Melayu - Tanah Abang akan Distop?
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar