TRIBUN-MEDAN.com, TASIKMALAYA - Hingga Minggu (6/4/2014) masih banyak warga yang datang ke lokasi terperosoknya kereta api Malabar di Desa Mekarsari, Kadipaten, Tasikmalaya.
Hal ini dimanfaatkan oleh sejumlah pedagang untuk berjualan. Salah satunya Nono penjual makanan dan mainan. Bapak berusia 48 tahun tersebut mengaku biasanya dia berjualan hingga pukul 19.00 WIB agar dagangannya habis, namun di lokasi musibah Malabar sebelum pukul 12.00 WIB dirinya sudah pulang dengan stok makanan yang sudah kosong.
"Maghrib biasanya dapat 400 ribu, sekarang mah belum sampe dzuhur juga sudah dapat segitu," ujar Nono.
Tambahnya juga lokasi yang jauh dari warung membuat jenis dagangan yang cepat habis adalah makanan.
"Telor puyuh dan kacang asin yang cepat habis, kalau mainan meski banyak anak-anak di sini tetap kurang laku," ujarnya
Berbeda dengan Etin yang dulunya bukan pedagang, banyaknya warga membuat dia mendadak berjualan kopi dan mie instan di lokasi kejadian
"Kemarin banyak orang yang mencari makanan, kalau jualan nasi kan repot harus masak dulu," tutur Etin.
Etin mengaku jualan dadakan cukup membantu ekonomi, bisa membawa pulang Rp 300.000 untuk sekali berjualan.
(Taufik Ismail)
Anda sedang membaca artikel tentang
Balada Warga Menangguk Laba dari Malabar yang Celaka
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2014/04/balada-warga-menangguk-laba-dari.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Balada Warga Menangguk Laba dari Malabar yang Celaka
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Balada Warga Menangguk Laba dari Malabar yang Celaka
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar