TRIBUN-MEDAN.com, BANDA ACEH - Ujian Nasional (UN) SMP/MTs hari pertama di seluruh wilayah se-Aceh, Senin (5/5) dilaporkan terjadi kekacauan karena banyaknya soal tidak memiliki nomor urut, yang tidak terbaca, dan pendistribusian soal yang tidak cukup di beberapa sekolah.
Dari Banda Aceh dilaporkan, khusus untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berlangsung hari pertama kemarin, ada perubahan 11 soal dan sempat membuat sejumlah siswa terganggu mengisi LJK.
"Soal nomor 1-7 dan soal nomor 46-50 terpaksa diganti dengan soal yang berasal dari sampul utama," kata Kepala SMPN 1 Banda Aceh, Drs Bukhari MPd.
Menurut Bukhari, akibat pergantian soal tersebut, pihaknya harus memperpanjang masa ujian dari jadwal seharusnya berakhir pukul 09.30 WIB menjadi pukul 09.45 WIB.
"Untuk persiapan pergantian soal dan sosialisasi kepada murid butuh waktu hingga 15 menit. Akibatnya, jam ujiannya terpaksa ditambah 15 menit," kata Bukhari.
Masih di Kota Banda Aceh, kekacauan akibat persoalan lembaran soal ujian juga dihadapi peserta UN di SMPN 19 Percontohan Banda Aceh.
Menurut kepada sekolahnya, Dra Hj Kasumi Sulaiman MM, untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak ditemukan soal nomor 1-7. Hal ini menyebabkan proses UN pada hari pertama sempat terhenti sekitar 10 menit.
Dikatakan Kasumi, agar waktu tidak terbuang, siswa diminta mengisi biodata di lembar jawaban komputer (LJK) dan menjawab soal lainnya.
"Soalnya sedikit amburadul, karena soal sudah dibagi ternyata halaman pertama yang ada nomor 1 hingga 7 tidak ada, maka harus dikomunikasikan dengan dinas pendidikan," ujarnya.
Menurut Kasumi, setelah mendapat sms gateway dari Disdikpora Banda Aceh ke semua kepala SMP di Banda Aceh, maka para kepala sekolah ke rayon masing-masing untuk mengambil bagian soal yang tidak ada sebelumnya. "Masalah segera dituntaskan dan proses UN berlangsung lancar," kata Kasumi.
Di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), UN SMP/MTs hari pertama juga sempat memunculkan kekacauan di kalangan peserta dan panitia ujian sehubungan ditemukan kasus soal tak memiliki nomor urut dan jumlah soal yang tidak cukup di beberapa sekolah.
Kadisdik Abdya, Drs Yusnaidi MPD melalui Ketua UN Abdya, Drs Sabihismiruddin dihubungi Serambi, Senin (5/5) mengakui UN SMP/MTs hari pertama (Bahasa Indonesia) terjadi kekurangan soal di beberapa sekolah, namun segera teratasi dengan mengambil dari sekolah di sekitarnya.
Selain itu juga ditemukan soal yang tidak ada nomor urut. Seperti di SMPN 2 Babahrot, soal Bahasa Indonesia yang menggunakan metode peket tidak ada nomor urut 45, tapi juga dapat diatasi dengan mengambil soal yang masih tersedia bernomor urut 45.
Menurut Sabihismiruddin, total peserta UN SMP/MTs tahun 2013/2014 di Abdya sebanyak 2.562 pelajar, terdiri 1.293 laki-laki dan 1.269 perempuan. Mereka berasal dari 35 sekolah, masing-masing 16 SMP Negeri, 4 MTs Negeri, 12 SMP Swasta dan 3 MTs Swasta.
Di Kota Sabang juga ditemukan kasus adanya nomor soal tidak tercantum dalam naskah UN, yakni nomor soal 21 dan 44. Di dalam naskah UN itu, soal nomor urut 20 langsung ke nomor 22. Begitu juga soal nomor urut 43 langsung ke nomor 45.
Kadis Pendidikan Kota Sabang, Drs Misman mengatakan, terhadap adanya nomor soal yang hilang, sudah diarahkan oleh guru kepada siswa untuk meninggalkan jawaban nomor urut soal yang tidak tercantum tersebut. "Kasus ini diduga akibat kesalahan ketika mengedit soal," kata Misman.
UN SMP/MTs tahun 2014 di Kota Sabang diikuti 452 peserta, terdiri 377 siswa SMP dan 75 siswa MTs. Wali Kota Sabang, Zulkifli H Adam menyatakan optimis ke 452 siswa peserta UN di daerahnya lulus 100 persen, seperti UN tahun lalu.
"Kota Sabang termasuk peringkat IV kelulusan siswa tingkat Provinsi Aceh. UN 2013 bisa lulus 100 persen. Tentunya kita berharap pada 2014 semua peserta UN bisa lulus semua," katanya.
Di Pidie Jaya (Pijay), UN SMP/MTs yang berlangsung di 35 sekolah diwarnai kepanikan peserta sehubungan tidak adanya soal nomor 45 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jumlah peserta UN di kabupaten itu dilaporkan 2.562 orang.
Kadis Pendidikan Pidie Jaya, Drs Ridwan M Ali MPd melalui Ketua Panitia UN, Syakban SPd kepada Serambi mengatakan, kasus tidak tercantumnya soal nomor 45 pada lembaran soal ditemukan di 34 sekolah pelaksana UN. "Awalnya permasalahan ini muncul dari SMP 2 Kecamatan Mereudu," ujar Syakban.
Setelah dilakukan penelusuran ke seolha lainnya, ternyata kasus serupa terjadi merata di semua sekolah. "Solusinya kita minta peserta melanjutkan mengisi soal nomor 46 sampai 50," kata Syakban.(sir/nun/az/c43/hs)
Anda sedang membaca artikel tentang
Hari Pertama UN SMP di Aceh Kacau
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2014/05/hari-pertama-un-smp-di-aceh-kacau.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Hari Pertama UN SMP di Aceh Kacau
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Hari Pertama UN SMP di Aceh Kacau
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar