TRIBUN-MEDAN.com, ACEH BARAT - Jamaliah, ibunda dari Wenni, korban tsunami Aceh 2004 lalu yang kembali ke pangkuan ibunya, masih ingat betul bagaimana putrinya itu hilang dihantam ombak besar 10 tahun lalu.
Saat gempa mengguncang Aceh 2004 silam, Jamaliah berkisah, suaminya, Septi Rangkuti, menaruh Wenni yang saat itu berusia 4 tahun di atas sebuah papan. Namun setelah gelombang tsunami menerjang, Wenni langsung menghilang. Rupanya, Wenni yang diperkirakan masih berada di atas papan, terbawa arus dan ditemukan oleh nelayan di Pulau Banyak.
"Dia ditemukan di atas papan oleh Bustamir, nelayan warga Abdya, karena saya juga masih ingat setelah gempa dulu anak saya yang ini ditaruh oleh suami saya di atas papan, namun saat gelombang tsunami datang dia langsung hilang dan berpisah dengan kami," ungkap Jamaliah kepada Kompas.com, Rabu (6/8/2014).
Kendati Wenni menghilang, namun Jamaliah dan suaminya merasakan putrinya masih hidup. Dia pun terus berdoa agar putrinya itu bisa kembali ke pangkuannya.
"Saya selalu berdoa siang dan malam, karena batin saya masih yakin anak saya masih hidup," kata Jamaliah.
Ikatan batin antara anak dan orangtuanya kian menguat sebulan sebelum Wenni ditemukan. Bahkan, ayah Wenni, Septi Rangkuti tiba-tiba sering teringat kepada putrinya itu. Bahkan, menurut Jamaliah, suaminya menjadi tidak semangat bekerja karena firasat itu.
"Ayahnya siang sering pulang ke rumah dan gelisah teringat anaknya ini. Anak kita masih ada," kata Jamaliah menirukan ucapan suaminya.
Doa dan firasat orangtua terjawab sudah. Jamaliah tiba-tiba mendapat kabar tentang keberadaan putrinya dari kakak Jamaliah, Zainudin yang tinggal di Blang Pidie, Abdya.
"Begitu dapat kabar, kami langsung kemari melihatnya. Setelah kami lihat, dia memang benar anak kami karena wajahnya tidak berubah seperti dia waktu kecil dulu. Mungkin inilah saatnya Allah mempertemukan kami kembali," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Wenni (14), gadis kecil yang hilang karena diterjang gelombang tsunami di Aceh tahun 2004 lalu, akhirnya bisa kembali bertemu dengan kedua orangtuanya. Pasangan Jamaliah dan Septi Rangkuti yang pada saat bencana tinggal di Lorong Kangkung, Desa Pangong, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, telah terpisah sejak sepuluh tahun lalu dengan Wenni.
Setelah terpisah oleh tsunami, bocah yang memiliki nama asli Raudatul Jannah ini mengalami hilang ingatan. Bahkan, dia tidak tahu lagi namanya sendiri. Akhirnya, nenek Maryam yang mengasuh bocah tersebut memberi nama Wenniati dengan panggilan Wenni.
Anda sedang membaca artikel tentang
Kisah Bocah Korban Tsunami Aceh yang 10 Tahun Terpisah dengan Ibunya
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2014/08/kisah-bocah-korban-tsunami-aceh-yang-10.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Kisah Bocah Korban Tsunami Aceh yang 10 Tahun Terpisah dengan Ibunya
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Kisah Bocah Korban Tsunami Aceh yang 10 Tahun Terpisah dengan Ibunya
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar