TRIBUN-MEDAN.COM, MUARA BUNGO - Suku Anak Dalam (SAD), kelompok Tumenggung Bujang Kabut, di Muara Bungo, Jambi, terlibat konflik. Mereka bentrok dengan warga Desa Melako Intan, Kecamatan Tebo Ulu, Muara Bungo.
Ini merupakan kejadian ketiga kalinya SAD terlibat gesekan dalam waktu dekat ini. Sebelumnya, mereka juga berseteru dengan Manggala Agni Dinas Kehutanan Kabupaten Tebo. Bahkan seorang anggota Manggala Agni terluka akibat dipukul, dan sepeda motornya sempat disandera SAD. Gesekan lainnya, adalah dengan warga Desa Teluk Kuali, juga Kecamatan Tebo Ulu.
Namun kali ini dampaknya cukup besar bagi kelompok Bujang Kabut. Serangan balasan dari warga Melako Intan, menyebabkan tiga rumah terbakar. Rumah milik Bujang Kabut menjadi arang usai dibakar massa. Sementara dua rumah milik Oji, anak Bujang Kabut, sempat dibakar, namun berhasil dipadamkan oleh anggota polisi dan TNI yang berjaga di lokasi.
Informasi yang diterima, menyebutkan kejadian bentrok tersebut terjadi Jumat (8/8/2014), pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Bermula dari dibacoknya Yori (35), warga Desa Melako Intan. Pelakunya dilaporkan Juray (30), warga kelompok Bujang Kabut.
"Awal pertengkaran karena Yori menebang pohon Ketapang, ditegur oleh Juray. Yori merasa tidak ada yang salah. Terjadi pertengkaran yang mengakibatkan Yori kena kampak oleh Juray," ujar Komandan Unit Intel Kodim 0416/Bungo Tebo, Lettu Inf Sepritno, Sabtu (9/8/2014).
Akibat bacokan senjata tajam ini, Yori mendapat delapan jahitan di kepalanya. Kejadian ini langsung memicu suasana panas antara warga Desa Melako Intan dengan kelompok Bujang Kabut.
Warga Melako Intan dalam jumlah cukup banyak, mendatangi pemukiman kelompok Bujang Kabut. Mereka menuntut tanggung jawab dari Juray.
Kapolsek Sumay, Kasat Reskrim Polres Tebo AKP Ridwan Hutagaol, dibantu empat anggota TNI, berupaya mendamaikan. "Menegosiasikan agar Bujang Kabut memenuhi permintaan masyarakat Desa Melako Intan," ujat Lettu Sepritno lagi.
Atas permintaan aparat, Bujang Kabut menyerahkan sepeda motor milik Yori yang sempat ditahan kelompoknya. Meski sepeda motor milik warga telah dikembalikan, massa masih meminta agar pembacok warga yakni Juray diserahkan. Hanya saja, karena Juray telah melarikan diri, warga Melako Intan jadi kalap. Sebelum kembali ke desanya, mereka membakar tiga buah rumah milik Bujang Kabut dan anaknya, Oji.
"Pembakaran terjadi Jumat malam, pukul 19.30 WIB. Kerugian ditaksir ratusan juta rupiah. Setelah membakar, mereka kembali ke Melako Intan dengan menggunakan dua unit mobil dump truk dan satu colt diesel," tambahnya.
Hingga Jumat malam, pukul 20.00 WIB kesepakatan damai belum berhasil disepakati. Selain situasi yang masih memanas, Bujang Kabut juga diketahui kabur ke hutan, saat warga mulai membakar rumahnya, sehingga tidak ada pengambil 'kata putus' dari pihak SAD.
Dikatakan Lettu Sepritno, meski sempat memanas, namun hingga Sabtu malam, situasi di TKP masih terkendali. Massa dari Desa Melako Intan seluruhnya sudah meninggalkan pemukiman kelompok Bujang Kabut. Kapolres AKBP Indra Rathana, Dandim Letkol Czi Lin Nofrianto dan jajarannya, dibantu oleh Brimob, masih siaga di TKP. Mereka mengantisipasi serangan balasan dari SAD.
Sementara itu Kasat Reskrim AKP Ridwan Hutagaol, belum lagi bisa dihubungi. Kasat dikabarkan masih berada di TKP yang memang sulit untuk mendapat signal telepon selular. Namun sebelumnya, Sabtu siang, ia membenarkan adanya kejadian itu.
"Anggota lagi siaga penuh. Bersama TNI dan brimob. Memang ada tiga rumah yang dibakar warga, milik Bujang Kabut," ujar Ridwan via pesan BlackBerry Messenger (BBM)
Anda sedang membaca artikel tentang
Warga Emosi Bakar Rumah Ketua Suku Anak Dalam
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2014/08/warga-emosi-bakar-rumah-ketua-suku-anak.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Warga Emosi Bakar Rumah Ketua Suku Anak Dalam
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Warga Emosi Bakar Rumah Ketua Suku Anak Dalam
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar