TRIBUN-MEDAN.com, JAKARTA - Alfatih Timur, CEO KitaBisa, sebuah situs social crowdfunding Indonesia, membuka kisahnya dengan foto sekumpulan orang berpakaian Minangkabau.
"Ini adalah keluarga saya, itu Ayah saya dan yang di tengah adalah paman saya," ujar pria yang akrab disapa Timmy itu dalam acara di @america, Pacific Place, Rabu (17/9/2014).
Foto itu menggambarkan upacara 'baralek datuak', peresmian seseorang yang telah diangkat sebagai datuk / pimpinan suku.
Timmy menjelaskan, upacara 'baralek datuak' menunjukkan satu bagian dari budaya Indonesia yang kuat. Yaitu, budaya kerjasama dan bahu-membahu.
Semua yang terkait dalam upacara itu, ujarnya, dilakukan tanpa biaya. Maksudnya, biaya yang ada ditanggung bersama oleh masyarakat.
Mulai dari makanan, pengisi acara, publikasi hingga dua ekor sapi yang akan disembelih, semuanya adalah hasil urunan masyarakat.
"Di sana ada yang dikenal dengan istilah badoncek," ujarnya.
Dan tak hanya di Minangkabau, di wilayah lain di Indonesia terdapat budaya sejenis. Istilah yang paling populer, tentu saja, adalah: gotong-royong.
Semangat semacam itulah yang ingin difasilitasi oleh Timmy dan rekan-rekannya di KitaBisa.co.id.
Pada malam itu, KitaBisa diperkenalkan kembali sebagai KitaBisa 2.0, dengan perubahan tampilan, interface dan suntikan semangat baru.
KitaBisa merupakan situs yang menyediakan fasilitas patungan untuk mewujudkan ide perubahan sosial tertentu.
Situs itu bisa digunakan oleh siapapun yang ingin mengajukan proposal terkait perubahan sosial, mulai dari perbaikan sekolah yang reyot hingga membuat buku yang berdampak sosial.
Nantinya, para pembuat proyek akan menetapkan target dana yang ingin digalang melalui KitaBisa. Calon donor kemudian bisa mengirimkan dana tersebut ke rekening khusus KitaBisa.
Jika target dana yang diinginkan tercapai, pembuat proyek kemudian akan menerima kiriman dana sesuai yang terkumpul. Jika tak tercapai, dana akan dikembalikan ke donor.
Sejauh ini, ada 27 proyek yang dikatakan telah sukses mendapatkan dana melalui KitaBisa. Total dana yang telah berhasil dikumpulkan, melebihi Rp 850 juta.
Timmy mengakui di Indonesia popularitas crowdfunding masih terbilang rendah. Oleh karena itu ia mengatakan salah satu tugas besar tim KitaBisa adalah melakukan sosialisasi.
Namun ia tampak yakin bahwa orang Indonesia sebenarnya mau untuk digerakkan dalam skema crowdfunding. "Orang Indonesia punya jiwa gotong-royong yang kuat, dan kita senang terlibat dalam hal yang positif," ujarnya. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Gotong Royong, Badoncek dan KitaBisa 2.0
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2014/09/gotong-royong-badoncek-dan-kitabisa-20.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Gotong Royong, Badoncek dan KitaBisa 2.0
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Gotong Royong, Badoncek dan KitaBisa 2.0
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar