Tribun Medan - Kamis, 25 Oktober 2012 11:50 WIB
TRIBUN-MEDAN.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh, meminta agar pelaksanaan program afirmasi diperbaiki supaya berjalan dengan baik. Pasalnya, program afirmasi yang saat ini berjalan untuk anak-anak Papua bertujuan sebagain pemerataan pendidikan.
"Progressnya sudah bagus. Hanya sekitar 26 persen yang tidak mendaftar ulang. Tapi tetap harus diperbaiki lagi. Ada tiga hal mendasar yang mesti diprioritaskan," kata Nuh, seusai bertemu dengan rektor Perguruan Tinggi Negeri se-Indonesia di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Selasa (23/10/2012) malam.
Adapun tiga hal mendasar yang harus segera dibenahi adalah sistem rekruitmen, pendanaan dan pendampingan pada anak-anak yang masuk program afirmasi ini. Dengan demikian, kelanjutan pendidikan anak-anak ini berjalan lancar.
"Sistem rekruitmen tentu harus dibuat. Jadi ada pertimbangan potensi si anak yang masuk program afirmasi ini," ujar Nuh.
Ia mengatakan bahwa sebelum anak-anak program afirmasi ini menjalani masa kuliah di universitas negeri pilihannya, mereka harus menjalani pendampingan atau semacam matrikulasi selama satu tahun. Kemudian, mereka juga diberi kursus tambahan saat duduk di bangku kelas tiga.
"Dengan adanya kursus tambahan, anak-anak ini mendapat wawasan yang jelas tentang jurusan dan program studi yang akan dipilih," jelas Nuh.
Masalah kedua yang harus diperhatikan adalah terkait pendanaan. Dia menegaskan bahwa anak-anak program afirmasi ini tidak boleh terpecah konsentrasinya hanya karena ada masalah keuangan yang disebabkan beasiswa bantuannya belum turun.
"Mereka harus dijamin. Jangan sampai sudah kuliah terus uangnya telat, beasiswanya juga telat hanya karena anggaran belum cair. Program ini jangan sampai terbebani maslah keuangan," tegas Nuh.
Seperti diketahui, anak-anak program afirmasi berhak menerima bantuan sebesar Rp 600.000 per bulan. Biaya pendidikan ditanggung penuh. Anggaran untuk ini berasal dari Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat (UP4B) dan dana otonomi khusus yang sudah diberikan ke provinsi.
Masalah terakhir adalah terkait pembinaan dan pendampingan kepada mahasiswa program afirmasi selama menjalani masa kuliah. Pendampingan dan pembinaan ini meliputi dua hal yaitu pembinaan akademik dan pendampingan sosial budaya.
"Ini penting dilakukan mengingat adanya kultur yang beda. Untuk akademik, mereka juga diharap dapat mengikuti mata kuliah yang diajarkan," jelasnya.
Dijumpai terpisah, Rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Triyogi Yuwono, mengatakan bahwa anak-anak program afirmasi ini selain diseleksi dari prestasi dan nilai rapor, sebaiknya juga dilakukan ujian psikotes bagi yang memang akan menjalankan program ini.
"Ini penting agar motivasi dan niat anak-anak ini untuk kuliah dapat diukur. Karena ini saja, ada yang mendadak minta pulang," ujar Triyogi.
Hal senada diungkapkan oleh Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Akhmaloka. Menurutnya, matrikulasi sangat penting bagi anak-anak yang bergabung pada program afirmasi ini agar mereka dapat mengikuti semua mata kuliah yang diajarkan dengan mudah.
"Mestinya ada matrikulasi dulu. Tapi ya sudah, kami terima saja dulu. Saat ini, anak-anak ini didampingi dua mentor berasal dari kakak angkatannya. Satu untuk akademik dan satu untuk masalah bersosialisasi," ungkap Akhmaloka.
Anda sedang membaca artikel tentang
3 Hal yang Mesti Dibenahi dalam Program Afirmasi
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2012/10/3-hal-yang-mesti-dibenahi-dalam-program.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
3 Hal yang Mesti Dibenahi dalam Program Afirmasi
namun jangan lupa untuk meletakkan link
3 Hal yang Mesti Dibenahi dalam Program Afirmasi
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar