Tribun Medan - Minggu, 11 November 2012 11:13 WIB
Menurutnya, seharusnya pihak istana menjadikan pernyataan Mahfud tersebut sebagai lecutan untuk mengevaluasi diri dan bukan sebaliknya.
"Saya sarankan SBY untuk mengevaluasi para stafnya dan kementerian terkait yang telah merekomendasikan grasi untuk Ola," ungkap Indra, kepada Tribunnews, Jakarta, Minggu (11/11/2012).
Kenapa demikian? Menurut Politisi PKS ini bagaimanapun grasi terhadap Ola merupakan sebuah kekeliruan. Karena sejak awal Mahkamah Agung juga telah merokendasikan untuk menolak grasi Ola.
Pertanyaannya, kenapa SBY dan para stafnya terkesan mengabaikan rekomendasi MA tersebut?
Selain itu menurut dia, grasi untuk bandar narkoba seperti Ola sangat mungkin telah melukai rasa keadilan masyarakat dan sekaligus bisa jadi hal tersebut juga melemahkan gerakan perang atas narkoba.
"Sekarang semua semakin jelas atas terungkapnya bahwa Ola mengendalikan perodaran narkoba di balik jeruji. Jadi pihak istana tidak perlu membantah dan membangun argumen bermacam-macam. Yang harus dilakukan menyelidiki dimana keteledoran dan kesalahan atas grasi Ola," tegas dia.
Kemudian hasilnya ditindaklanjuti dengan memberikan sanksi kepada pihak atau staf yang telah membuat Presiden SBY dipermalukan dengan grasi Ola tersebut.
"Dan akan sangat baik apabila SBY secara gentle mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.
Terakhir, Politisi PKS ini mengingatkan Pemerintah harus konsisten untuk tidak permisif dan tidak boleh ada kompromi untuk bandar narkoba. Agar ada efek jera dan demi masa depan Indonesia, maka kedepan janga ada lagi grasi-grasi yang lain untuk bandar narkoba.
Anda sedang membaca artikel tentang
Istana Tak Perlu Emosional
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2012/11/istana-tak-perlu-emosional.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Istana Tak Perlu Emosional
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar