Tribun Medan - Jumat, 7 Desember 2012 11:39 WIB
Anggota Dewan Kehormatan Demokrat Amir Syamsuddin menilai, hal itu positif untuk kebaikan partai.
"Saya ibaratkan, di mana seseorang yang harus menelan obat paling pahit untuk bisa sembuh. Saya kira Partai Demokrat akan melakukan itu untuk Demokrat yang lebih baik ke depan," kata Amir, yang juga menjabat Menteri Hukum dan HAM, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/12/2012).
Amir mengatakan, pihaknya tetap konsisten dalam penegakan hukum dan pemberantasan korupsi termasuk ke internal partai. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekaligus sebagai Ketua Dewan Pembina Demokrat, kata Amir, tidak akan pernah mengintervensi proses hukum.
"Kita tidak surut dalam komitmen tadi, apapun yang terjadi. Karena jelas posisinya, kami tidak sedikitpun melakukan intervensi," pungkas Menteri Hukum dan HAM itu.
Seperti diberitakan, Andi mengundurkan diri dari jabatan sebagai Sekretaris Dewan Pembina Demokrat. Dia juga telah mengajukan pengunduran diri sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga hari ini.
Langkah itu dilakukan setelah dirinya ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek kompleks olahraga terpadu di Hambalang. Andi juga telah dicegah ke luar negeri bersama adiknya, Andi Zulkarnain Mallarangeng, dan pejabat PT Adhi Karya, Mohammad Arief Taufiqurahman.
Sebelum Andi, KPK telah menjerat kader Demokrat Angelina Sondakh (saat itu menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat) dan M Nazaruddin (saat itu menjabat Bendahara Umum Demokrat). Nazaruddin telah dipecat dari keanggotaaan Demokrat.
Anda sedang membaca artikel tentang
Andi Tersangka, Obat Paling Pahit untuk Demokrat
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2012/12/andi-tersangka-obat-paling-pahit-untuk.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Andi Tersangka, Obat Paling Pahit untuk Demokrat
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Andi Tersangka, Obat Paling Pahit untuk Demokrat
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar