Tribun Medan - Minggu, 3 Februari 2013 11:13 WIB
Apalagi, tudingan kepada KPK itu dilontarkan kala Presiden baru PKS Anis Matta mendeklarasikan kasus Luthfi sebagai momentum bersih-bersih.
"Intinya adalah PKS harus lebih objektif dan proporsional mendorong pada proses hukum. Tidak kemudian melakukan analis yang justru tidak pro pada penegakan hukum yang dilakukan," menurut kordinator ICW ini kepada wartawan, termasuk Tribunnews.com, di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (2/2/2013).
Dia tegaskan, Kalau memang PKS komitmen untuk menjadikan kasus ini momentum melakukan pembersihan di dalam, seharusnya ini dijadikan media konsolidasi internal.
Selain itu, menurut dia, PKS menjadikan kasus ini untuk penataan internal parpol. Bukan melakukan tekanan kepada KPK.
Lebih lanjut Peneliti ICW ini bisa memahami reaksi yang terjadi di PKS. Apalagi ketika KPK sudah menyentuh elit parpol. Artinya juga menyentuh logistik parpol. "Reaksi resistensi yang ditunjukan oleh kelompok parpol. Dulu dalam kasus memanggil para pimpinan banggar, fungsionaris partai, resistensi juga ditunjukkan oleh mereka dan dukungan partai untuk membela," ujarnya.
Jadi ketika KPK bertindak, kata dia, itu dinilai dalam posisi tekanan dan menyebut langkah KPK berlebihan.
Lanjut dia lagi, bahwa kini pertanyaan publik kepada parpol adalah komitmen untuk menjalankan agenda pemberantasan korupsi. Karena itu, pesannya, jangan sampai agenda pemberantasan korupsi hanya menjadi jargon, dan tidak sinkron pada perbuatan korupsi yang dilakukan.
"Jangan-jangan agenda pemberantasan korupsi diwacanakan. Tapi ketika menyangkut kader, mereka resisten. Ini yang ambigu dalam partai," tegas dia mengingatkan.
Anda sedang membaca artikel tentang
ICW: PKS Mau Bersih-bersih Tapi Mengapa Tuding KPK
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2013/02/icw-pks-mau-bersih-bersih-tapi-mengapa.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
ICW: PKS Mau Bersih-bersih Tapi Mengapa Tuding KPK
namun jangan lupa untuk meletakkan link
ICW: PKS Mau Bersih-bersih Tapi Mengapa Tuding KPK
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar