Laporan wartawan Tribun Medan/ Irfan Azmi Silalahi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Kurang dari 100 orang jamaah warga Muhammadiyah, menjalankan Salat Tarawih bersama di Masjid Taqwa Kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Senin (8/7) malam. Hari itu tampak, satu saf untuk laki-laki penuh, dan saf kedua hanya diisi oleh lima orang saja. Hal sama juga terlihat di deretan saf perempuan, hanya tampak terpenuhkan satu saf saja.
Usai menjalankan Salah Isa, jamaah tampak seksama mendengarkan ceramah/tausiyah singkat oleh ustad Dalail Ahmad. Dalam ceramahnya, Dalail mengatakan, puasa itu baik jika manusia mengetahuinya. "Puasa itu baik jika kamu mengetahuinya. Selamat menjalankan puasa yang yakin besok dan selamat puasa yang yakin lusa," terangnya.
Menurut Dalail, adanya perbedaan waktu memulai puasa tidak harus dibesar-besarkan. Sebab untuk pelaksanaan salat saja, setiap daerah/wilayah waktunya berbeda-beda. Maka katanya, tidak perlu mencari-cari atau membesar-besarkan perbedaan.
"Untuk menentukan gerhana saja itu ada perbedaan-perbedaan pendapat. Bulan ramadan karena mengandung ibadah saja. Jadi tidak perlu dibesar-besrkan. Benar kata bangsa ini, kita bersatu dalam kebhinekaan. Kita ga perlu membesarkan sesuatu yang kecil-kecil. Mari manfaatkan ibadah yang datang tahunan ini," urainya.
Dirinya juga memberikan selamat berpuasa bagi yang menjalankannya hari ini. "Banyak juga kok kita yang belum melaksanakan salat fardu dengan baik. Jadi tidak harus menyalahkan. Tidak semua warga Muhammadiyah lebih bagus dari warga lain. Selamat berpuasa besok," terangnya.
Dalail sendiri malam itu sempat meminta maaf kepada para jamaah, karena tidak bisa berlama-lama memberikan ceramah. Alasannya, dirinya malam itu sebenarnya sudah terjadwal memberikan ceramah ke masjid lainnya. "Saya mohon maaf, maaf. Saya sebenarnya tidak ada persiapan karena jadwal saya di tempat lain. Assalamualaikum," terangnya.
Usai memberikan ceramah singkat, Dalail pun pamit. Beberapa jamaat sempat menyalaminya. Selang beberapa deting meninggalkan ruangan masjid, Syarul Amin, yang bertugas sebagai nazir masjid mengambil alih untuk menjadi imam di salat tarawih malam itu.
Tarawih dilaksanakan 11 rakaat. Sesi pertama dilakukan empat rakaat salam. Sesi kedua empat rakaat salam dan sesi ketika tiga rakaat salam. Usai menjalankan 11 rakaat, masing-masing dari jamaah tampak bersalaman dan mengucapkan mohon maaf.
Terpisah, Syahrul yang dimintai komentarnya mengatakan, tarawih perdana pada malam hari itu memang tidak banyak. Katanya, para mahasiswa tengah berlibur dan kebetulan masyarakat setempat lebih banyak mengikuti versi pemerintah. Dirinya yang mengaku sudah menjadi nazir masjid UMSU sejak duduk di smester dua dan kini dirinya smester tujuh, biasanya masyarakat atau jamaat tarawih ramai di dua hari pelaksanaan ramadan."Sebagian besar masyarakat ikut pemerintah. Kalausaya besok sudah puasa," terangnya.
Hampir serupa dengan Dalail, dirinya mengaku perbedaan pelaksanaan puasa pada tahun ini tidak perlu di besar-besarkan. Sebab warga Muhammadiyah memiliki referensi yang bervariasi. Begitu pun, warga muslim lain memiliki reverensi lain. "setiap warga memiliki referensi yang cukup banyak. Jadi tidak usah diperdebatkan karena tidak akan kelar-kelar," ujarnya.
Hari itu tidak terlihat sosok Rektor UMSU Agus Sani, pada tarawih perdana di kampus pimpinannya tersebut. Jamaah didominasi kalangan mahasiswa. Syahrul sendiri yang ditanya soal Agus Sani tidak bisa berkomentar banyak. "Iya, tidak ada. Mungkin kegiatan bapak itu sedang padat. Mungkin tarawih di tempat lain," pungkasnya.
(irf/tribun-medan.com)
Anda sedang membaca artikel tentang
Tarawih Perdana di Masjid UMSU Sepi
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2013/07/tarawih-perdana-di-masjid-umsu-sepi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Tarawih Perdana di Masjid UMSU Sepi
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Tarawih Perdana di Masjid UMSU Sepi
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar