Laporan Wartawan Tribun Medan / Rotua Tresna Manurung
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Bagi warga Simpang Kongsi, Pancur Batu, Medan, tak mudah mengurus administasi kependudukan. Besarnya biaya yang ditetapkan oleh kantor kecamatan setempat membuat warga Simpang Kongsi, Pancur Batu, Medan, malas untuk mengurus akte kelahiran, KTP dan kartu keluarga.
"Kami pernah membantu mereka mengurus kartu keluarga karena ada anaknya yang mau masuk SMU, diminta 50 ribu. Kubilang sama pegawainya, kan kalian sudah digaji sama pemerintah. Pegawai kecamatannya menjawab karena anaknya ada tujuh jadi bayar 50 ribu. Nah, warga sini tak mau menghadapi hal seperti itu. Mereka tak ambil pusing. Mengumpulkan rupiah pun mereka sudah sulit," ujar Lina, seorang pengurus Lembaga Obor Sahabat (LOS) yang melayani warga, Sabtu (20/07/2013).
Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak adanya status warga Simpang Kongsi. Mereka memang tidak peduli, urusan mencari uang dan menyambung hidup lebih penting. Terlalu ribet jika harus berhadapan dengan kantor pemerintahan.
Pernah ketika ingin mendaftar sebagai tukang sapu dan sopir truk pengangkat sampah, itu pun ujung- ujungnya berurusan dengan duit. Mereka diharuskan membayar 6 juta.
"Saya sih maunya pemerintah memanusiakan mereka-mereka ini. Bukan menganggap mereka sampah karena tinggal berdekatan dengan sampah". ujar Lina emosi.
(cr7/tribun-medan.com).
Anda sedang membaca artikel tentang
Warga Simpang Kongsi Tak Peduli Urus KK
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2013/07/warga-simpang-kongsi-tak-peduli-urus-kk.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Warga Simpang Kongsi Tak Peduli Urus KK
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Warga Simpang Kongsi Tak Peduli Urus KK
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar