Laporan Wartawan Tribun Medan/ Irfan Azmi Silalahi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN-Tidak semua masyarakat Kota Medan menyambut lebaran Idul Adha dengan tawa dan senyum. Sebahagian warga terpaksa menahan tawa lantaran bencana tengah menimpa. Adalah warga di Kelurahan Petisah Tengah Lingkungan 7, tepatnya di kawasan Kebun Bunga Jalan Kejaksaan.
Sejak pagi hari, usai melaksanakan salat I'd, beberapa anak dengan bertelanjang dada membawa poster bertuliskan 'Posko Bencana Banjir'. Sementara para pemuda dan orangtua, tampak bergotong royong mengeluarkan harta benda dari rumah mereka yang terendam banjir lebih dari satu meter.
"Kalau untuk tahun 2013, ini yang terbesar. Biasanya banjir yang datang kecil-kecil. Banji kali ini sama dengan banjir tahun 2010 lalu. Airnya sudah surut, tetapi termasuk lama. Coba Anda lihat saja dari jembatan, kan masih tinggi sekali airnya dan rumah-rumah warga masih terlihat tenggelam," ujar Kepala Lingkungan (Kepling) Lingkungan 7, Sukiman, Selasa (15/10).
Di posko bantuan, Sukiman dan beberapa warga lainnya bercerita, bahwa banjir pertama kali datang pada pukul 01.00 WIB dinihari. Kemudian air mulai meninggi dan merangsek masuk ke rumah warga, yang memang banyak berdiri di bantaran sungai. Menurut Sukiman, terdapat sekitar 75 Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di wilayah tersebut.
Dan sebahagian besar rumah warga menurutnya terendam banjir."Yang kami butuhkan saat ini membuat dapur umum. Tetapi karena situasinya sedang Idul Adha, yang masak tidak ada. Kalau tahun-tahun semalam banjir tidak pas lebaran begini. Sedih juga la Pak, begitulah keadaannya," ujarnya.
Hari itu hingga pukul 10.00 WIB, beberapa warga yang dimintai komentarnya menjelaskan belum ada mendapatkan bantuan atau kunjungan dari tokoh manapun di Kota Medan. Padahal menurut warga pada banjir tahun 2010 silam, beberapa orang datang memberikan bantuan. "Tahun lalu Pak Sofyan Tan sempat datang dan beberapa tokoh lain. Tetapi sampai sekarang belum ada datang. Kondisinya kami sekarang butuh makan," celetuk seorang bapak.
Pantauan Tribun 10.20 WIB, melalui Jembatan Kejaksaan, air sungai masih cukup tinggi. Puluhan rumah warga yang dibangun tepat dipinggiran sungai, masih terlihat dimasuki air sungai yang berwarna cokelat. Anak-anak dan beberapa orang pemuda, masih terus membentangkan poster bertuliskan posko bantuan banjir di tengah jalan, guna mendapatkan simpati dari pengguna jalan.
Satu ekor lembu berwarna putih yang diikatkan di besi jembatan untuk hewan kurban, masih tampak gagah berdiri. Kata warga, lembu itu memang akan dipotong hari itu juga, tetapi menunggu air sungai surut. "Untungnya masjid tidak kena air. Jadi tadi masih bisa salat I'd. Lembunya dipotong hari ini juga tetapi tunggu airnya surut," ujar Sukiman.
Meski air sungai cukup tinggi, namun tidak sampai meluber di jalanan. Menurut Sukiman, ketinggian air sungai sudah mencapai 2,5 meter dari batas normal. "Korban perasaan la Pak," ujar seorang bapak.
Hujan yang melanda Kota Medan pada Senin malam hingga Selasa dinihari, tidak hanya membuat aliran sungai di Jalan Kejaksaan naik. Sungai di Jalan Sudirman simpang Pattimura, juga tampak meluap. Hal itu jelas terlihat dari Taman Beringin yang tampak dipenuhi luberan air. Tak hanya itu, parit-parit di seputaran pintu I Universitas Sumatera Utara (USU), juga meluber sampai ke jalan-jalan.(Irf)
Anda sedang membaca artikel tentang
Banjir Warnai Idul Adha Warga Kebun Bunga Medan
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2013/10/banjir-warnai-idul-adha-warga-kebun.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Banjir Warnai Idul Adha Warga Kebun Bunga Medan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Banjir Warnai Idul Adha Warga Kebun Bunga Medan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar