KOMPAS.com - Performa kedua kandidat calon presiden dan wakil presiden dalam debat kandidat yang telah diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum dalam dua sesi dianggap belum maksimal. Baik Prabowo Subianto-Hatta Rajasa atau pun Joko Widodo-Jusuf Kalla diharapkan bisa lebih memperbaiki penampilannya dalam debat sesi ketiga.
"Ada masalah psikis dari tiap capres. Seakan-akan debat ini hanya dibuat untuk menambah koleksi suara baru. Mereka tampil asal menarik, debat sudah seperti sabung ayam, orang-orang jadi hanya mencari yang keok lalu di-bully di media sosial," kata pakar filsafat dari Universitas Indonesia, Rocky Gerung, dalam diskusi bertajuk 'Jelang Debat Ketiga' di Rarampa Resto, Jakarta, Sabtu (21/6/2014).
Selain kedua capres, Rocky juga menilai KPU sebagai penyelenggara harus memperbaiki kinerjanya lagi, terutama dalam memilih moderator. Moderator dianggap penting karena menjadi penghubung antara kedua kandidat.
"Moderator harus menggali lebih jauh. Supaya orang-orang tidak hanya nonton infotainment, pemuasan mata tapi juga bisa menyerap ide dan pikiran," ujarnya.
Hamid Basyaib, Tim Pemenangan Jokowi-JK yang hadir dalam acara tersebut, mengaku setuju dengan kritik Rocky terhadap penampilan capres-cawapres. Namun, dia berpendapat bahwa capres-cawapres yang didukungnya sudah memaparkan substansi dari visi dan misi masing-masing.
"Penguasaan masalah dalam debat memang penting sekali, saya harap capres bisa lebih substantif dan elaboratif. Saya lihat Prabowo-Hatta membuat tidak melakukan itu," ujarnya.
Menurut Hamid, Prabowo dalam debat hanya berbicara masalah-masalah yang sudah umum dan diketahui banyak pihak. Hanya saja, dia mengungkapkannya dengan berapi-api sehingga masyarakat tertarik.
"Dia bilang, 'kita harus berantas korupsi', ya semua orang juga tahu kalau kita harus berantas korupsi," kata Hamid sambil menirukan gaya bicara Prabowo yang berapi-api.
Tim pemenangan Prabowo-Hatta, Harry Azhar Aziz mengakui apa yang disampaikan Hamid ada benarnya. Namun menurutnya, gaya bicara Prabowo yang menarik untuk ditonton itu cocok untuk merebut suara masyarakat Indonesia yang mayoritas berpendidikan rendah.
"Masyarakat masih banyak yang tingkat pendidikan SD, SMP, SMA. Masih sedikit S1, S2, dan S3. Jadi yang rasional itu cuma beberapa persen," ujarnya.
Debat capres sesi ketiga akan diselengarakan oleh KPU pada Minggu (22/6/2014) malam. Debat ini akan mengambil tema Politik Internasional dan Ketahanan Nasional.
Anda sedang membaca artikel tentang
Debat Capres Sampai Saat Ini Dinilai Seperti Sabung Ayam
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2014/06/debat-capres-sampai-saat-ini-dinilai.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Debat Capres Sampai Saat Ini Dinilai Seperti Sabung Ayam
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Debat Capres Sampai Saat Ini Dinilai Seperti Sabung Ayam
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar