KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Petugas mengisi bahan bakar gas (BBG) ke Bus Transjakarta di SPBG milik pemerintah di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin (3/3/2015). SPBG yang baru diresmikan pada November tahun lalu tersebut dibangun dalam rangka mendukung program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke BBG. KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
TRIBUN-MEDAN.com, JAKARTA - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Imaduddin Abdullah meminta pemerintah segera mempercepat konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) demi generasi mendatang.
"Saya pikir energi kita sangat tergantung dengan minyak. Padahal produksi terus berkurang dan yang menjadi korban nanti anak cucu kita, karena masih bergantung pada minyak," kata Imaduddin di Jakarta, Sabtu (4/4/2015).
Jika cadangan minyak menipis, maka pemerintah pastinya akan mengimpor minyak dari negara-negara penghasil minyak. Kondisi ini, akan membuat harga BBM dalam negeri melambung tinggi dan membuat defisit neraca perdagangan semakin melebar.
Menurut Imaduddin, Indonesia perlu mencontoh Norwegia yang sudah melakukan konversi minyak ke biofuel. Padahal, negara ini merupakan penghasil minyak tetapi cara pandangnya sangat berbeda dengan Indonesia yang tergantung dengan minyak.
"Kemudian ada Brazil yang juga sudah melakukan diversifikasi energi. Di sana sudah menggunakan etanol untuk menggantikan minyak," sambung Imanuddin. (*)
Anda sedang membaca artikel tentang
Hindari Ketergantungan Minyak, Pemerintah Harus Konversi BBM ke BBG
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2015/04/hindari-ketergantungan-minyak.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Hindari Ketergantungan Minyak, Pemerintah Harus Konversi BBM ke BBG
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Hindari Ketergantungan Minyak, Pemerintah Harus Konversi BBM ke BBG
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar