TRIBUN-MEDAN.com, JAKARTA - Sekitar 200 tenaga pendidik yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pusat menggelar doa bersama memohon kesejahteraan bagi para guru atau pendidik. Aksi doa bersama dilakukan di gedung PGRI di Jalan Tanah Abang III No 24, Jakarta Pusat, Sabtu (5/10/2013).
Dalam gelar doa bersama itu, para tenaga pendidik juga meminta pemerintah merespons usulan mereka terkait kualitas guru dan nasib guru honorer.
"Usulan yang kami prioritaskan antara lain kekurangan guru, lalu kualitas guru harus ditingkatkan karena guru Indonesia dianggap berkualitas rendah. Guru honorer dan swasta agar diperlakukan manusiawi dan adanya perlindungan untuk guru," ujar Ketua Umum PGRI, Dr Sulistyo, Sabtu.
Ia menganggap perlakuan yang diterima guru honorer dan guru swasta tidak manusiawi. Mereka hanya diberi honor Rp 200.000 sampai Rp 300.000 per bulan. Selain itu, PGRI juga menganggap pengangkatan guru honorer yang memenuhi syarat, tidak jelas.
Selain masalah kesejahteraan guru, PGRI juga menyoroti masalah kekurangan guru di berbagai kecamatan dan kabupaten di Indonesia. Menurut Sulistyo, SD di Indonesia kekurangan guru sebanyak 460.000 orang. Namun sebaliknya pemerintah menganggap tenaga kerja guru sudah banyak.
Sulistyo mengklaim gelar doa bersama para guru ini serentak dilakukan di seluruh Indonesia, antara lain yang diperlihatkan melalui telekonfrensi yakni Cibinong, Cilegon, dan Riau.
Dia mengancam jika usulan PGRI tidak juga direspons, maka tidak menutup kemungkinan para guru akan melakukan demo. Kata dia, sebelumnya PGRI pernah mengajukan usulan tersebut melalui surat dan rapat-rapat kordinasi dengan pemerintah, namun tidak juga direspons.
Anda sedang membaca artikel tentang
PGRI Doa Bersama Minta Guru Diperlakukan Manusiawi
Dengan url
http://medanngepos.blogspot.com/2013/10/pgri-doa-bersama-minta-guru.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
PGRI Doa Bersama Minta Guru Diperlakukan Manusiawi
namun jangan lupa untuk meletakkan link
PGRI Doa Bersama Minta Guru Diperlakukan Manusiawi
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar