* Mahasiswi Dibayar Rp 500 Ribu Konsumsi Ekstasi dan Nemani Nyanyi
Laporan Wartawan Tribun Medan/Feriansyah Nasution
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumut mengacak-acak setiap bagian ruangan di Station, lokalisasi hiburan malam berada di Jalan Mangkubumi, Medan, Jumat (28/6/2013) malam. Razia digelar sekitar tiga jam, mulai pukul 21.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB.
Petugas BNN Sumut dibantu Satnarkoba Polresta Medan berhasil mengamankan 21 pengunjung yang terindikasi mengonsumsi narkoba jenis ekstasi. 15 wanita dan 6 pria tersebut langsung digelangdang ke Markas BNN Sumut di Jalan Halat, Medan.
Saat berlangsungnya penggrebekan, banyak pengunjung terkejut melihat kedatangan petugas berpakaian BNN dan mengenakan seragam dinas kepolisian. Sebagian wanita yang masih terbilang belia tampa gugup, namun tak jarang pula sebagian pengunjung lainnya terlihat biasa-biasa saja. Petugas menggeledah setiap ruang KTV yang berisi pengunjung. Barang-barang bawaan pengunjung turut diperiksa. Petugas tidak banyak menemukan barang bukti ekstasi saat penggeledahan, namun puluhan orang terbukti positif mengkonsumsi ekstasi dari hasil tes urin yang dilakukan di TKP.
Beberapa pengunjung wanita yang diamankan memang mengakui mengkonsumsi ekstasi. Mereka beralasan memakan pil haram tersebut karena ditawari lelaki 'hidung belang' yang mengundangnya happy alias dugem.
"Aku makan seperampat," ujar Monica (20) yang diamankan petugas bersama seorang pria tionghoa disebuah KTV. Monica, warga Deli Tua, yang masih terlihat belia tak mampu menunjukan identitasnya. Ia beralasan KTPnya hilang beberapa waktu lalu.
"Aku udah dua kali ke sini, tadi dijanjikan koko (panggilan abang tionghoa) di bayar Rp 700 ribu untuk nemani nyanyi aja. Nggak berbuat lain-lain kok," ujar Monica yang mengenakan pakaian seksi tersebut.
Senada, Yuli (19) warga Gelugur, yang merupakan mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta di Medan mengaku mengkonsumsi ekstasi seperampat.
"Makan seperampat, sikit aja Bang. Itupun karena ditawari abang itu," ujar Yuli sembari menunjuk seorang pria yang diamankan bersamanya kepada Tribun.
Mahasiswi Fakultas Ekonomi itu mengaku dibayar Rp 500 ribu untuk menemani lelaki berbadan tambun yang baru ia kenal.
"Sudah sering juga ke sini Bg, tadi saya disuruh teman nemani dengan upah Rp 500 ribu. Iya cuma nemani nyanyi aja, nggak ngapa-ngapain lah," ujar wanita berparas cantik itu sembari menutup wajahnya.
Yuli mengaku khawatir jika ditahan petugas yang mengamankannya. "Ini nggak ditahan kan Bg?. Gimana nanti sama keluargaku," risaunya.
Kepala BNN Sumut Kombes Rudi Trunggono mengatakan razia digelar untuk mencegah maraknya peredaran narkoba di lokasi hiburan malam.
"Ini juga dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan. Kita akan lakukan razia rutin hingga memasuki Ramadan," ujar Rudi didampingi Kabid Pemberantasan AKBP Joko Susilo dan Kasi Penindakan dan Penyidikan Kompol S Nainggolan, di sela-sela merazia.
Kepala BNN Sumut Kombes Rudi Tranggono mengatakan masih akan memeriksa secara intensif siapa saja yang diamankan pihaknya. Ia juga mengatakan masih akan menelusuri asal ekstasi yang dikonsumsi pengunjung lokasi hiburan malam itu.
"Nanti akan kita cari tahu dari mana ekstasinya diperoleh pengunjung," ujar Rudi.
Steven yang disebut-sebut sebagai Manajer Station enggan memberikan komentar saat diwawancarai Tribun seputar diamankannya puluhan pengunjung yang mengkonsumsi narkoba dari lokasi hiburan malam yang dikelolanya.
Malah ia berkilah hanya sebagai pekerja biasa di Station. "Oh nggak tahu, saya cuma kerja aja disini," kilah Steven saat ditanya Tribun apakah pengunjung dibebaskan membawa narkoba.
Hingga berita ini dikirim puluhan orang yang diamankan masih diperiksa secara maraton di Kantor BNN Sumut.
(fer/tribun-medan.com)