TRIBUN-MEDAN.COM, JAKARTA - Icha (nama samaran) seorang SPG yang bertugas di Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) tak menampik adanya transaksi seks melibatkan rekan-rekan seprofesinya.
Namun tidak semua SPG terlibat prostitusi terselubung itu. "Iya banyak teman saya begitu. Tapi kalau saya tidak lah," kata Icha di sela kesibukannya di salah satu stand IIMS, Sabtu (20/9/2014) siang.
Menurut Icha, banyak juga rekannya sesama SPG yang usai IIMS berakhir tahun lalu akhirnya berkecimpung di dunia model. "Kalau SPG kan tergantung even. Kalau direkrut jadi model, maka evennya makin sering dan bayarannya makin gede," ujarnya.
Sementara Reina (juga nama samaran), SPG lainnya menuturkan prostitusi terselubung berkedok SPG tersebut, terjadi karena para pria hidung belang terus menggodanya. "Justru, kami yang digoda-goda. Kalau tak kuat iman, bisa jadi," kata Reina tanpa sungkan membuka cerita tentang prostitusi terselubung tersebut.
Sheila (21), SPG lain di IIMS mengakui bahwa banyak sekali godaaan dari para pengunjung. "Tapi tolong berpikiran positif. Tidak semua SPG jual diri. Saya akui ada yang jual diri. Ini tergantung dari masing-masing SPG. Saya hanya jual senyum tetapi tidak jual diri," ungkapnya di stand mobil Suzuki Karimun Wagon di IIMS, Sabtu.
Selama tiga hari di pameran tersebut, sudah puluhan pria yang menggoda dan merayu, tetapi tidak ditanggapinya. "Saya alihkan pembicaraan jika sudah melenceng. Saya dituntut untuk tetap berlaku ramah dan murah senyum. Saya dan sebagian kawan-kawan tidak jual diri," kisah Sheila.
Sheila mengaku tanggungjawabnya cukup sepadan dengan fee yang didapatkannya. "Sekali shift bisa dapat Rp 1 Juta," ujarnya.
Marisa (23), SPG lain di stand KIA, mengatakan profesi sebagai SPG sebenarnya mengandalkan otak selain kecantikan. "Sebab harus tahu dan hafal produk," katanya.
Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Kristen Krida Kencana (Ukrida) itu mengatakan pengetahuan tentang produk memang menjadi tugasnya selama pameran berlangsung. "Jadi tak sekadar memamerkan kemolekan tubuh untuk menarik perhatian pengunjung, tapi juga otak," ujarnya.
Mengenakan baju merah putih dengan rok setengah paha dipadu dengan high heels merah, ia juga terlihat ramah 'melayani' pengunjung yang memotret dirinya. Tanpa aba-aba, wanita dengan tinggi badan sekitar 170 cm itu berkacak pinggang dan mengarahkan pandangan kepada siapapun yang memotretnya.
Aktivitas itu ia lakoni selama lima hingga enam jam sehari. Marisa mengaku wajib berdiri selama jam kerja berlangsung. Meski begitu, ia puas karena lelahnya terbayar dengan penghasilan yang cukup memuaskan. "Saya kan gak boleh duduk selama tugas. Harus selalu senyum juga. Capek yah capek, tapi mikirin duitnya itu lho," katanya.
Ia menjelaskan, untuk satu shift, jam 10.00-16.00 WIB, ia diberi fee senilai Rp 800 ribu, termasuk istirahat satu jam. "Tapi kalau long shift atau masuk dari pagi (jam 10) sampai malam (jam 10), dua kali lipat. Hari ini saya long shift," ujarnya sembari menyebut bahwa gajinya baru akan terbayar dua pekan setelah pameran.
Selain lelah berdiri, ia juga mesti menghadapi aksi iseng pria-pria yang ingin meminta nomor teleponnya. "Modusnya itu pura-pura foto dan meminta nomor telepon. Tapi saya gak ngasih. Ngasih email kantor Kia aja," tambahnya.
Berlangsung selama 10 hari, 18-28 September, IIMS 2014 menampilkan 36 merek kendaraan bermotor yang terdaftar sebagai anggota Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia). Hadir pula industri lainnya seperti produsen dan distributor aksesori kendaraan.