TRIBUN-MEDAN.com, JAKARTA - Reza Suhendar (18) tak bisa menutupi rasa sakit yang dialaminya. Sesekali dahi pemuda ini mengernyit dan hidungnya tampak menghirup udara dalam-dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan melalui mulut.
Kedua tangannya juga tampak memegangi perban putih yang menutup betis kanannya. Sementara kuku-kuku di jari kaki kanannya terlihat dipenuhi darah yang sudah mengering.
Reza merupakan salah satu korban penembakan yang dilakukan oleh orang yang tak dikenal saat di atas motor pada Sabtu (23/11/2013) malam. Selain Reza, korban lainnya adalah Topik Akbar (18) yang juga teman main Reza. Saat ditemui di Mapolsek Pasar Rebo, Minggu (24/11/2013) kemarin.
Reza banyak cerita mengenai pengalaman pahitnya tersebut. Maksud hati membeli sparepart motor di Jalan Akses Universitas Indonesia (UI), Cimanggis, Depok, Jawa Barat, keduanya malah menjadi korban penembakan. Reza menuturkan, peristiwa nahas itu berawal saat keduanya melaju dengan motor Honda CS One bernopol B 6597 VEV di Jalan Raya Bogor KM 29, Cimanggis, Depok, Jawa Barat atau seberang pom bensin bernomor 34.16924.
Saat di perjalanan, Reza yang kala itu duduk di bangku belakang sembari bermain ponsel, sempat terkejut saat kerah jaketnya ditarik oleh pengendara motor di belakangnya.
"Saat dia (pelaku) menarik kerah jaket, kedua kaki saya langsung memijakkan foot step (pijakan kaki-Red) dengan kuat. Lalu tubuh saya yang sempat ketarik ke belakang saya hentakan kembali ke depan," ujar Reza.
Merasa ada yang tidak beres, Reza pun berteriak ke Topik Akbar untuk meningkatkan laju kecepatan motor yang dikendarainya.
"Saat jaket saya ditarik kurang lebih kecepatan laju motor 50-60 km/jam. Untungnya saat ditarik tubuh saya tak terjatuh," kata Reza.
Saat Topik mendadak meningkatkan kecepatan motornya, secara bersamaan terdengar bunyi letusan sebanyak satu kali. Rupanya, saat keduanya hendak melarikan diri dari jeratan pejahat, pelaku yang diduga berjumlah dua orang langsung melepaskan timah panas. Timah panas yang dikeluarkan pelaku itu rupanya menembus betis kanan Reza, yang kemudian bersarang di betis kanan Topik.
Saking paniknya, kedua korban tak merasa ada proyektil yang melukai betis kanannya dalam pelariannya tersebut. Namun, ditengah pelariannya, tiba-tiba laju motor yang dikendarai Topik melambat dan tubuhnya saat itu mulai melemas.
"Awalnya pas di Jalan Raya Bogor KM 29, saya tak merasakan apa-apa. Tapi 300 meter dari lokasi atau tepatnya di Jalan Akses UI, saya merasakan sakit di betis kanan," kata Reza.
"Saat dicek, tahu-tahu betis saya dan Topik sudah dilumuri darah, hingga akhirnya kita hampir jatuh karena Topik nggak bisa menahan sakitnya," kata Reza lagi.
Beruntung, warga sekitar yang melihatnya langsung membawa korban ke RS Bhayangkara Brimob. Setelah beberapa jam kemudian, korban akhirnya dirujuk ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk mendapatkan perawatan intensif.
Dalam peristiwa nahas itu, Reza yang berada di bangku belakang tak bisa mengenali wajah pelaku. Sebab, kedua pelaku mengenakan jaket hitam, helm dan celana panjang.
"Saya nggak tahu pelakunya siapa dan naik motor jenis apa. Karena kejadiannya sangat cepat dan lokasi kejadian juga gelap," katanya.
Anak Pejabat Reza Suhendar (18) merupakan anak terakhir dari empat bersaudara dari pasangan Syamsul Kamar dan Rohana Hutabarat. Ayahnya itu menjabat sebagai Kepala Seksi Penyidik Bea dan Cukai di Tanjung Balai Karimun, Batam.
Sedangkan ibunya, menjabat sebagai staf pemeriksa dokumen di Bea dan Cukai di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur. Rohana Hutabarat yang ditemui di Mapolsek Pasar Rebo membantah penembakan terhadap putranya itu berkaitan dengan pekerjaan suami dan ia tekuni. Menurut wanita asal Medan, Sumatera Utara itu peristiwa buruk yang menimpa putranya adalah percobaan perampokan.
"Saya yakin kejadian ini tak ada sangkut paut dengan pekerjaan saya dan suami di kantor. Melainkan, murni percobaan perampokan," ujar Rohana.
Meski demikian, Rohana menjelaskan, dari kejadian itu barang berharga milik korban tak ada yang hilang termasuk motor yang ditumpangi keduanya. Motor yang saat itu dinaiki keduanya, kata Rohana, adalah milik kekasih kakaknya Reza.
"Motor Reza kan lagi diperbaiki di bengkel, jadi dia pinjam motor pacar kakaknya untuk beli spare part di dekat UI," ucap Rohana.
Sementara Topik Akbar, merupakan teman main Reza di rumah. Keduanya tinggal di Jalan Rahayu RT 10/03 Kelurahan Kalisari, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Rumah Reza dengan Topik bersebelahan.
Meski begitu, perbedaan rumah mereka cukup mencolok, rumah yang dihuni Reza cukup besar dan berlantai dua. Sedangkan rumah Topik berlantai satu saja tanpa memiliki pagar.
Saat mendatangi rumah Topik, rumahnya terlihat kosong. Menurut warga sekitar, keluarganya tengah menjenguk Topik yang saat ini terkulai di RS Kramat Jati. Ayah Topik merupakan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat.
Topik merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya sudah meninggal sejak Topik masih kecil. Sedangkan, ibunya merupakan ibu rumah tangga yang membuka usaha sebagai penjual kue di rumahnya.
Terpisah, Kompol Didik Haryadi Kapolsektro Pasar Rebo mengatakan pihaknya masih mendalami kasus penembakan tersebut. Namun, Didik menduga motif kejahatan itu adalah perampokan.
"Dari pemeriksaan, diduga ini adalah percobaan perampokan. Meski begitu, kami masih dalami laporan ini," jelas Didik.
Mengenai pistol yang digunakan pelaku, Didik belum mengetahui apakah senjata rakitan atau organik. Didik mengungkapkan, sebetulnya aksi kejahatan itu sudah masuk wilayah Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Namun, lantaran korban melaporkan peristiwa tersebut ke Polsektro Pasar Rebo, maka pihaknya menindaklanjuti laporan tersebut.
"Nanti laporan ini akan kita limpahkan ke Polsek Cimanggis," katanya.
Sementara itu pengamatan di lokasi kejadian, Minggu (24/11/2013) sore menunjukkan tak ada lampu penerangan jalan umum di lokasi tersebut. Sore itu, suasana di lokasi kejadian tampak ramai kendaraan yang berlalu lalang.
Di lokasi yang masuk wilayah Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat ini terlihat tak ada permukiman, melainkan pabrik-pabrik. Sehingga ketika menelusuri lokasi kejadian tersebut, tak ada warga yang mengetahuinya.